Minggu, 09 Juni 2013

GANGGUAN FOSFAT PADA TUBUH

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kadar normal serum fosfor berkisar 2,5 dan 4,5 mg/dl dan dapat setinggi 6 mg/dl pada bayi dan anak-anak.
Fosfor adalah anion utama dari cairan intraseluler (CIS). Kira-kira 85% fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan gigi, 14% adalah jaringan lunak, dan kurang dari 1% dalam cairan ekstraseluler (CES). Karena simpanan intraseluler besar, pada kondisi alkut tertentu, fosfor dapat bergerak ke dalam atau ke luar sel, menyebabkan perubahan dramatik pada fosfor plasma. Secara kronis, peningkatan subtansial atau penurunan dapat terjadi dalam kadar fosfor intraseluler tanpa perubahan kadar bermakna. Jadi, kadar fosfor plasma tidak selalu menunjukan kadar intraselular. Meskipun kebanyakan laboratorium dan laporan elemen fosfor, hampir semua fosfor yang ada dalam tubuh berbentuk fosfat (PO43-) dan istilah fosfor dan fosfat sering digunakan  secara bertukaran.
Fosfor adalah senyawa penting dari semua jaringan tubuh yang mempunyai variasi luas dalam fungsi vital, termasuk pembentukan subtansi penyimpangan energi ( misal, adenosintrifosfat (ATP)), pembentukan sel darah merah 2,3 difosfogliserat (DPG), yang memudahkan pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan, metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, dan pemeliharaan keseimbangan asam basa. Selain itu, fosfor adalah penting untuk saraf normal dan fungsi otot dan memberi strultur penyokong untuk tulang dan gigi. Kadar PO43- plasma bervariasi sesuai usia, dengan pengecualiaan sedikit peningkatan pada PO43- wanita setelah menopause. Makanan yang mengandung glikosa, insulin atau gula menyebabkan penurunan sementara pada PO43- karena perpindahan PO43- serum ke dalam sel-sel.
Status asam basa juga akan mempengaruhi keseimbangan fosfor. Alkalosis, terutama alkalosis pernafasan, dapat menyebabkan fosfatemia karena perpindahan fosfor intraseluler. Mekanisme pasti untuk perpindahan ini tidak sepenuhnya dipahami tapi mungkin berhubungan dengan glikolisis seluler karena alkalosis dengan peningkatan pembentukan metabolik mengandung fosfor sedang. Asidosis respiratori dapat menyebabkan perpindahan fosfor keluar dari sel-sel dan memperberat hiperfosfatemia.
Kadar fosfat CES diatur oleh kombinasi faktor-faktor, termasuk masukan diet, absropsi usus, ekresi ginjal, dan secara hormonal terikat secara erat pada kalsium. Rentang normal untuk fosfor serum 2,5-4,5 mg/dl (1.7-2,6 mEq/L).
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler.
Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP). 

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut.
                          1.      Bagaimana cara mencegah gangguan keseimbangan fosfat?
                          2.      Bagaimana cara mengobati hiperfosfat dan hipofosfat ?

B.     Tujuan Penulisan
                          1.      Untuk mengetahui cara pengobatan gangguan keseimbangan fosfat.
                          2.      Untuk mengetahui cara pencegahan hiperfosfat dan hipofosfat/
C.    Manfaat Penulisan
            Secara umum, makalah ini diharapkan bisa membuat kita sadar akan bahaya dari gangguan keseimbangan fosfat,baik hiperfosfat maupun hipofosfat dan pentingnya menjaga pola hidup sehat.

            Secara khusus, bagi penulis bisa menambah wawasan tentang gangguan keseimbangan fosfat, gejala dan tanda hiperfosfat dan hipofosfat, serta penyebab dan pencegahannya.


BAB II
PEMBAHASAN
Keseimbangan Fosfat
Fosfor merupakan bagian penting pada fungsi selular yang normal. Mineral ini berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur sel yang penting dalam benntuk fosfolipid dan fosfoprotein. Fosfor juga menjadi unsure metabolisme energy yang penting sebagai komponen ATP dan kreatinin fosfat. Mineral ini juga merupakan mediator pada banyak enzim dan hormone. Fosfor terdapat dalam tubuh sebagai senyawa fosfor organic dan senyawa fosfat anorganik.
Diet kita hampir selalu memberikan fosfat dalam jumlah yang adekuat. Susu,produk susu, telur, daging, kacang-kacangan, tepung terigu dan beras merupakan sumber yang kaya akan senyawa fosfat. Sekitar 50-65% fosfat dari makanan akan diabsorbsi secara aktif terutama di dalam jeujenum. Absorbsi fosfat dalam intestinum tidak diatur secara fisiologik. Namun demikian, absorbsi fosfat dalam intestinum dapat berkurang karena diet yang tinggi kalsium atau karena ada penggunaan antacid aluminium hidroksida. Kedua hal tersebut akan mengikat fosfat yang ada dalam usus dan membuatnya tidak dapat diserap.
Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur oleh ginjal. Parathormon mengurangi reabsorbsi dalam tubulus proksimal. Jadi, hiperfosfaturia dan hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia yang penting untuk hiperparatidoisme primer.


Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh: 
a)  Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
b) Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
c) Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam darah terikat dengan fosfor. 
d) Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen. 
e) Pengaturan kesimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hydrogen.
Absorpsi dan Metabolisme Fosfor 
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari Air Susu Ibu/ ASI. Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor. 
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida. Kadar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormon kalsitonin. Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor yang relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca yang tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong pengeluaran fosfor dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut air. 
.          Sumber Fosfor 
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.

A.Hiferfosfatemia

Hiperfosfatemia
Hiperfosfatemia (kadar fosfat yang tinggi dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi fosfat dalam darah lebih dari 4,5 mgr/dL darah.

Penyebabnya
Ginjal yang normal sangat efisien dalam membuang kelebihan fosfat sehingga hiperfosfatemia jarang terjadi, kecuali pada penderita kelainan fungsi ginjal yang sangat berat. Pada penderita gagal ginjal, hiperfostatemia merupakan suatu masalah karena dialisa sangat tidak efektif dalam membuang kelebihan fosfat.

Gejala
Jika pada penderita yang menjalani dialisa, konsentrasi fosfat darahnya meningkat, maka konsentrasi kalsium darah akan menurun. Hal ini merangsang kelenjar paratiroid untuk mengeluarkan hormon paratiroid, yang akan meningkatkan konsentrasi kalsium darah dengan cara mengambil kalsium dari tulang. Jika keadaan ini terus berlanjut, bisa terjadi kelemahan tulang yang progresif, mengakibatkan nyeri dan patah tulang karena cedera yang ringan. Kalsium dan fosfat dapat membentuk kristal pada dinding pembuluh darah dan jantung, menyebabkan arteriosklerosis yang berat dan memicu terjadinya stroke, serangan jantung dan sirkulasi darah yang buruk. Kristal tersebut juga dapat terbentuk di kulit dan menyebabkan rasa gatal yang hebat.Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.

Pengobatan
Hiperfosfatemia pada penderita dengan kerusakan ginjal diatasi dengan mengurangi asupan fosfat dan mengurangi penyerapan fosfat dari saluran pencernaan. Makanan yang kaya akan fosfat harus dihindari dan antasid yang mengandung kalsium harus diminum bersamaan dengan makanan sehingga kalsium dapat berikatan dengan fosfat dalam usus dan tidak diserap.Perangsangan yang terus menerus pada kelenjar paratiroid dapat menyebabkan hiperparatiroidisme dan biasanya kelenjar paratiroid harus diangkat melalui pembedahan.

B.Hipofosfatemia

Hipofosfatemia
Hipofosfatemia didefinisikan sebagai konsentrasi fosfor dibawah normal ( kurang dari 2,5 mgr/dL darah). Hipofosfatemia dapat terjadi selama pemberian kalori pada pasien dengan malnutrisi kalori-protein yang parah. Hal ini paling mungkin untuk terjadi dengan masukan atau pemberian sangat banyak karbohidrat sederhana. Hipofosfatemia jelas dapat terjadi pada pasien malnutrisi yang mendapat nutrisi parenteral total (NPT) jika kehilangan fosfor tidak diperbaiki secara adekuat. 
Penyebab
Hipofosfatemia menahun terjadi pada:
·         Hiperparatiroidisme
·         Hipotiroidisme (suatu kelenjar tiroid yang kurang aktif)
·         Fungsi ginjal yang buruk
·         Penggunaan diuretik dalam waktu lama.

Dosis racun dari teofilin bisa mengurangi jumlah fosfat dalam tubuh. Mengkonsumsi sejumlah besar antacid alumunium hidroksida dalam waktu yang lama, juga bisa mengurangi fosfat dalam tubuh, terutama pada penderita yang mengalami dialisa ginjal.
Cadangan fosfat juga akan berkurang pada:
·         Malnutrisi berat
·         Ketoasidosis diabetikum
·         Keracunan alkohol yang berat
·         Luka bakar hebat
·         Magnesium rendah
·         Kalium rendah
·         Respirasi alkalosis dapat menyebabkan penurunan fosfor karena perpindahan fosfor interselular.

Gejala akan muncul hanya jika konsentrasi fosfat darah sangat rendah. Pada awalnya penderita akan mengalami kelemahan otot. Selanjutnya tulang menjadi rapuh, mengakibatkan nyeri tulang dan fraktur (patah tulang). Pada konsentrasi yang amat sangat rendah (kurang dari 1.5 mgr/dL darah) dapat berakibat serius menyebabkan kelemahan otot yang semakin memburuk, stupor (penurunan kesadaran), koma dan kematian. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya
Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.
Karena fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan. Kekurangan fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan asam lambung, seperti alumunium hidroksida untuk jangka lama. Alumunium hidroksida mengikat fosfor, sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga bisa terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor,karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi oleh ASI.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar