BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh.
Fosfor penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine
trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan keseimbangan asam-basa,
juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak. Kadar normal serum fosfor berkisar 2,5 dan 4,5 mg/dl dan dapat setinggi
6 mg/dl pada bayi dan anak-anak.
Fosfor adalah anion utama dari cairan intraseluler (CIS).
Kira-kira 85% fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan gigi, 14% adalah
jaringan lunak, dan kurang dari 1% dalam cairan ekstraseluler (CES). Karena
simpanan intraseluler besar, pada kondisi alkut tertentu, fosfor dapat bergerak
ke dalam atau ke luar sel, menyebabkan perubahan dramatik pada fosfor plasma.
Secara kronis, peningkatan subtansial atau penurunan dapat terjadi dalam kadar
fosfor intraseluler tanpa perubahan kadar bermakna. Jadi, kadar fosfor plasma
tidak selalu menunjukan kadar intraselular. Meskipun kebanyakan laboratorium
dan laporan elemen fosfor, hampir semua fosfor yang ada dalam tubuh berbentuk
fosfat (PO43-) dan istilah fosfor dan fosfat sering digunakan secara
bertukaran.
Fosfor adalah senyawa penting dari semua jaringan tubuh yang
mempunyai variasi luas dalam fungsi vital, termasuk pembentukan subtansi
penyimpangan energi ( misal, adenosintrifosfat (ATP)), pembentukan sel darah
merah 2,3 difosfogliserat (DPG), yang memudahkan pengiriman oksigen ke
jaringan-jaringan, metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, dan
pemeliharaan keseimbangan asam basa. Selain itu, fosfor adalah penting untuk
saraf normal dan fungsi otot dan memberi strultur penyokong untuk tulang dan
gigi. Kadar PO43- plasma bervariasi sesuai usia, dengan pengecualiaan
sedikit peningkatan pada PO43- wanita setelah menopause. Makanan yang
mengandung glikosa, insulin atau gula menyebabkan penurunan sementara
pada PO43- karena perpindahan PO43- serum ke dalam sel-sel.
Status asam basa juga akan mempengaruhi keseimbangan fosfor.
Alkalosis, terutama alkalosis pernafasan, dapat menyebabkan fosfatemia karena
perpindahan fosfor intraseluler. Mekanisme pasti untuk perpindahan ini tidak
sepenuhnya dipahami tapi mungkin berhubungan dengan glikolisis seluler karena
alkalosis dengan peningkatan pembentukan metabolik mengandung fosfor sedang.
Asidosis respiratori dapat menyebabkan perpindahan fosfor keluar dari sel-sel
dan memperberat hiperfosfatemia.
Kadar fosfat CES diatur oleh kombinasi faktor-faktor,
termasuk masukan diet, absropsi usus, ekresi ginjal, dan secara hormonal
terikat secara erat pada kalsium. Rentang normal untuk fosfor serum 2,5-4,5
mg/dl (1.7-2,6 mEq/L).
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh,
yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat
sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam
tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan
kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2
dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya
di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler.
Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat
DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup.
Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding sel. Sebagai
fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan
dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut.
1.
Bagaimana cara mencegah gangguan
keseimbangan fosfat?
2.
Bagaimana cara mengobati hiperfosfat dan
hipofosfat ?
B.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui cara pengobatan gangguan
keseimbangan fosfat.
2.
Untuk
mengetahui cara pencegahan hiperfosfat dan hipofosfat/
C.
Manfaat
Penulisan
Secara
umum, makalah ini diharapkan bisa membuat kita sadar akan bahaya dari gangguan
keseimbangan fosfat,baik hiperfosfat maupun hipofosfat dan pentingnya menjaga pola hidup sehat.
Secara
khusus, bagi penulis bisa menambah wawasan tentang gangguan keseimbangan
fosfat, gejala dan tanda hiperfosfat
dan hipofosfat,
serta penyebab dan pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Keseimbangan Fosfat
Fosfor merupakan bagian penting pada fungsi selular
yang normal. Mineral ini berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur sel yang
penting dalam benntuk fosfolipid dan fosfoprotein. Fosfor juga menjadi unsure
metabolisme energy yang penting sebagai komponen ATP dan kreatinin fosfat.
Mineral ini juga merupakan mediator pada banyak enzim dan hormone. Fosfor
terdapat dalam tubuh sebagai senyawa fosfor organic dan senyawa fosfat
anorganik.
Diet kita hampir selalu memberikan fosfat dalam
jumlah yang adekuat. Susu,produk susu, telur, daging, kacang-kacangan, tepung
terigu dan beras merupakan sumber yang kaya akan senyawa fosfat. Sekitar 50-65%
fosfat dari makanan akan diabsorbsi secara aktif terutama di dalam jeujenum.
Absorbsi fosfat dalam intestinum tidak diatur secara fisiologik. Namun
demikian, absorbsi fosfat dalam intestinum dapat berkurang karena diet yang
tinggi kalsium atau karena ada penggunaan antacid aluminium hidroksida. Kedua
hal tersebut akan mengikat fosfat yang ada dalam usus dan membuatnya tidak
dapat diserap.
Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur
oleh ginjal. Parathormon mengurangi reabsorbsi dalam tubulus proksimal. Jadi,
hiperfosfaturia dan hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia yang penting
untuk hiperparatidoisme primer.
Fosfor mempunyai
berbagai fungsi dalam tubuh:
a) Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi
diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor
menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor
dari jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap
fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
b) Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor
mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi dan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan
pada ADP (Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan
energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP.
Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di
dalam tubuh.
c) Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat,
fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyeberangi
membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan
terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran
darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak yang
tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida.
Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi
lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot berada di dalam
darah terikat dengan fosfor.
d) Bagian
dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi
bila terlebih dahulu mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung
vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan bagian esensial dari DNA
dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan
sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi
sel.Pengaturan keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai
buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi
karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.
e) Pengaturan
kesimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk
mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan
fosfor mengikat tambahan ion hydrogen.
Absorpsi dan Metabolisme
Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien
sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari
makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari Air Susu Ibu/ ASI. Sebanyak
65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan
makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak dan orang dewasa. Bila konsumsi
fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase
di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif.
Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di
dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida.
Kadar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang
dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormon kalsitonin. Kedua hormon
tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor yang
diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan
disimpan di dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal.
Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor yang
relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca yang
tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong pengeluaran
fosfor dari tubuh.
Fosfor sebagai
bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serealia tidak dapat
dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan
lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh
dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut
air.
. Sumber Fosfor
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat
di dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam,
ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.
A.Hiferfosfatemia
Hiperfosfatemia
Hiperfosfatemia (kadar fosfat yang tinggi dalam darah)
adalah suatu keadaan dimana konsentrasi fosfat dalam darah lebih dari 4,5
mgr/dL darah.
Penyebabnya
Ginjal yang normal sangat efisien dalam membuang kelebihan
fosfat sehingga hiperfosfatemia jarang terjadi, kecuali pada penderita kelainan
fungsi ginjal yang sangat berat. Pada penderita gagal ginjal,
hiperfostatemia merupakan suatu masalah karena dialisa sangat tidak
efektif dalam membuang kelebihan fosfat.
Gejala
Jika pada penderita yang menjalani dialisa, konsentrasi
fosfat darahnya meningkat, maka konsentrasi kalsium darah akan menurun. Hal ini
merangsang kelenjar paratiroid untuk mengeluarkan hormon paratiroid,
yang akan meningkatkan konsentrasi kalsium darah dengan cara mengambil kalsium
dari tulang. Jika keadaan ini terus berlanjut, bisa terjadi kelemahan tulang
yang progresif, mengakibatkan nyeri dan patah tulang karena cedera yang ringan.
Kalsium dan fosfat dapat membentuk kristal pada dinding pembuluh darah dan
jantung, menyebabkan arteriosklerosis yang berat dan memicu
terjadinya stroke, serangan jantung dan sirkulasi darah yang buruk.
Kristal tersebut juga dapat terbentuk di kulit dan menyebabkan rasa gatal yang
hebat.Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan
gejala-gejalanya.
Pengobatan
Hiperfosfatemia pada penderita dengan kerusakan ginjal
diatasi dengan mengurangi asupan fosfat dan mengurangi penyerapan fosfat dari
saluran pencernaan. Makanan yang kaya akan fosfat harus dihindari dan antasid
yang mengandung kalsium harus diminum bersamaan dengan makanan sehingga kalsium
dapat berikatan dengan fosfat dalam usus dan tidak diserap.Perangsangan yang
terus menerus pada kelenjar paratiroid dapat menyebabkan hiperparatiroidisme dan
biasanya kelenjar paratiroid harus diangkat melalui pembedahan.
B.Hipofosfatemia
Hipofosfatemia
Hipofosfatemia didefinisikan sebagai konsentrasi fosfor
dibawah normal ( kurang dari 2,5 mgr/dL darah). Hipofosfatemia dapat
terjadi selama pemberian kalori pada pasien dengan malnutrisi kalori-protein
yang parah. Hal ini paling mungkin untuk terjadi dengan masukan atau pemberian
sangat banyak karbohidrat sederhana. Hipofosfatemia jelas dapat terjadi pada
pasien malnutrisi yang mendapat nutrisi parenteral total (NPT) jika kehilangan
fosfor tidak diperbaiki secara adekuat.
Penyebab
Hipofosfatemia menahun terjadi pada:
·
Hiperparatiroidisme
·
Hipotiroidisme
(suatu kelenjar tiroid yang kurang aktif)
·
Fungsi
ginjal yang buruk
·
Penggunaan
diuretik dalam waktu lama.
Dosis racun dari teofilin bisa mengurangi jumlah fosfat
dalam tubuh. Mengkonsumsi sejumlah besar antacid alumunium hidroksida dalam
waktu yang lama, juga bisa mengurangi fosfat dalam tubuh, terutama pada
penderita yang mengalami dialisa ginjal.
Cadangan fosfat juga akan berkurang pada:
·
Malnutrisi
berat
·
Ketoasidosis
diabetikum
·
Keracunan
alkohol yang berat
·
Luka
bakar hebat
·
Magnesium
rendah
·
Kalium
rendah
·
Respirasi
alkalosis dapat menyebabkan penurunan fosfor karena perpindahan fosfor
interselular.
Gejala akan muncul hanya jika konsentrasi fosfat darah
sangat rendah. Pada awalnya penderita akan mengalami kelemahan otot.
Selanjutnya tulang menjadi rapuh, mengakibatkan nyeri tulang
dan fraktur (patah tulang). Pada konsentrasi yang amat sangat rendah
(kurang dari 1.5 mgr/dL darah) dapat berakibat serius menyebabkan kelemahan
otot yang semakin memburuk, stupor (penurunan kesadaran), koma dan
kematian. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah dan
gejala-gejalanya
Kelebihan fosfor karena makanan jarang
terjadi. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat
kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang.
Karena fosfor banyak
terdapat di dalam makanan, jarang terjadi kekurangan. Kekurangan fosfor bisa
terjadi bila menggunakan obat antasid untuk menetralkan asam lambung, seperti
alumunium hidroksida untuk jangka lama. Alumunium hidroksida mengikat fosfor,
sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga bisa terjadi pada
penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor
menyebabkan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan
fosfor,karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa
dipenuhi oleh ASI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar